Nuwo Baca Zainal Abidin Pagaralam: Mengenang Jejak Sang Gubernur Visioner di Rumah Ilmu Masyarakat Lampung

May 24, 2025 - 08:43
 0
Nuwo Baca Zainal Abidin Pagaralam: Mengenang Jejak Sang Gubernur Visioner di Rumah Ilmu Masyarakat Lampung
foto :Ist

BANDARLAMPUNG (Lampunggo)– Sebuah langkah simbolik diukir oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Gedung Perpustakaan Daerah kini resmi menyandang nama seorang tokoh penting dalam sejarah daerah ini: Nuwo Baca Zainal Abidin Pagaralam. Bukan sekadar nama, tetapi sebuah penanda akan warisan pemikiran dan perjuangan panjang seorang pemimpin yang hidup dalam ingatan dan literasi.

Peresmian ini dipimpin langsung oleh Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, di hadapan tokoh-tokoh masyarakat, budayawan, akademisi, dan keluarga besar Zainal Abidin Pagaralam. Dalam sambutannya, Gubernur Mirza tidak hanya menyebut Zainal sebagai bagian dari masa lalu, tetapi sebagai pelita moral dan intelektual bagi masa depan Lampung, Jumat Malam (23/5/2025).

“Beliau bukan hanya tokoh sejarah. Zainal Abidin Pagaralam adalah teladan dan inspirasi. Kepemimpinannya mengajarkan bagaimana mencintai rakyat dengan tindakan nyata. Kalau kita membaca buku tentangnya, kita akan melihat bagaimana ia memimpin dengan hati,” ucap Mirza dengan nada penuh penghormatan.

Zainal Abidin Pagaralam menjabat sebagai Gubernur Lampung antara tahun 1966 hingga 1972, periode yang tidak panjang, namun cukup untuk meninggalkan warisan tak ternilai. Ia dikenal sebagai arsitek pembangunan sumber daya manusia di Lampung—dengan pencapaian monumental seperti pendirian Universitas Lampung, pembangunan sekolah-sekolah di berbagai penjuru daerah, hingga prakarsa pendirian Bank Lampung.

Langkah-langkahnya yang progresif jauh melampaui zamannya. Baginya, membangun manusia adalah jalan menuju peradaban. Tak heran jika pemerintah saat ini mengabadikan namanya sebagai nama perpustakaan—tempat di mana ilmu, sejarah, dan gagasan-gagasan besar dikumpulkan.

“Ini bukan hanya soal nama. Ini soal menyambung cita-cita beliau untuk menjadikan literasi sebagai pondasi kemajuan,” lanjut Gubernur Mirza.

Malam peresmian itu tak hanya diisi dengan upacara formal. Ia menjadi ruang refleksi kolektif atas sosok Zainal yang dibangkitkan kembali melalui buku “Zainal Abidin Pagaralam: Jejak Perjalanan Gubernur Lampung, Periode 1966–1972”. Buku ini dibedah dalam sebuah diskusi hangat yang dimoderatori jurnalis senior Armiruddin Sormin dan menghadirkan tiga narasumber sekaligus penulis: budayawan Ansori Djausal, penulis Herman Batin Mangku, serta akademisi Diza Noviandi.

Mereka tidak hanya menceritakan perjalanan birokratis Zainal, tapi juga sisi humanis dan idealismenya dalam membangun Lampung dari desa ke desa, dari sekolah ke sekolah.

Malam itu terasa lebih emosional ketika Sjachroedin Z.P., mantan Gubernur Lampung sekaligus putra dari Zainal Abidin Pagaralam, turut hadir. Suaranya bergetar ketika menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Lampung atas penghargaan ini.

“Saya tahu betul, ayah saya mencintai Lampung dengan tulus. Saya berharap upaya Gubernur Mirza dalam membangun SDM dan budaya literasi ini menjadi langkah yang diridhoi,” ucapnya.

Dengan diresmikannya *Nuwo Baca Zainal Abidin Pagaralam*, perpustakaan ini tak lagi sekadar bangunan penyimpan buku. Ia menjadi simbol harapan. Tempat para pelajar, peneliti, dan masyarakat umum menimba ilmu, menggali sejarah, dan menanamkan semangat kepemimpinan yang humanis seperti yang diwariskan oleh Zainal.

Di balik rak-rak buku dan ruang baca, nama Zainal akan terus hidup. Bukan hanya sebagai pengingat masa lalu, tetapi sebagai lentera yang menerangi langkah generasi mendatang menuju Lampung yang lebih maju dan beradab. (red)

Sumber : lintaslampung.com

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow