Mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung, Bantu Promosikan Produk Ikan Asap Betutu Lumbok Seminung Melalui Vlog
LAMPUNG BARAT (lampunggo.com)--Di desa Pekon Suka Banjar yang tenang, terletak di Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat, sekelompok mahasiswa dari UIN Raden Intan sedang mengubah masa depan sebuah produk lokal—ikan asap Betutu.
Selama sebulan terakhir, para mahasiswa ini, yang merupakan bagian dari program KKN (Kuliah Kerja Nyata), telah memulai misi untuk mengangkat produk tradisional ini menjadi sorotan regional melalui kekuatan media digital.
Ikan Betutu, yang berasal dari perairan Danau Ranau, merupakan specsies baru didanau ranau dan dikenal masyarakat sejak 10 tahun terakhir. Tetapi karena berkembang biak dengan cepat jenis ikan ini sangat melimpah untuk saat ini.
Namun juga menjadi pedang bermata dua bagi para pembudidaya ikan di daerah ini. Meskipun kelimpahannya menjadi berkah, Betutu juga menjadi predator yang mengancam ikan Nila yang lebih bernilai komersial dengan memangsa ikan-ikan Nila kecil.
Mandini Alfariyani, salah satu anggota utama kelompok KKN dari UIN Raden Intan, menjelaskan dilema tersebut. "Ikan Betutu sering ditangkap dan dijual, tetapi nilai pasarnya sangat rendah, sekitar Rp12.000 per kilogram, dan belakangan ini turun menjadi hanya Rp6.000," ujarnya. Harga jual yang rendah ini membuat banyak nelayan mencari cara alternatif untuk mempertahankan dan menambah nilai tangkapan mereka.
Untuk mencegah kerugian, nelayan Pekon Suka Banjar beralih mengolah ikan Betutu menjadi ikan asap, sebuah proses yang tidak hanya memperpanjang umur simpan, tetapi juga menambah cita rasa khas. Ikan asap Betutu yang dihasilkan kini menjadi oleh-oleh dan kuliner yang dicari di daerah tersebut. Menyadari potensinya untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Mandini dan timnya, yang terdiri dari mahasiswa berbagai jurusan, fokus pada upaya promosi produk ini.
Selama 40 hari berada di desa tersebut, mulai 14 Juli hingga 24 Agustus 2024, tim KKN ini tak kenal lelah membuat konten yang menampilkan setiap aspek produksi ikan Betutu. Mulai dari penangkapan ikan di Danau Ranau pada pagi hari hingga proses pengasapan yang rumit, semua didokumentasikan dalam bentuk artikel dan vlog yang dibagikan di platform media sosial. Konten ini telah menarik perhatian signifikan, membantu meningkatkan kesadaran dan minat terhadap ikan asap Betutu.
Selain promosi digital, tim KKN juga memperkenalkan warga desa pada cara-cara baru mengolah ikan Betutu, dengan menciptakan produk-produk seperti kerupuk seblak ikan Betutu dan pempek, sebuah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari ikan. Inovasi ini bertujuan untuk mendiversifikasi produk dan meningkatkan nilai jual ikan Betutu, sehingga para nelayan lokal dapat memperoleh penghasilan yang lebih berkelanjutan.
Upaya tim ini disambut antusias oleh masyarakat lokal, terutama oleh para nelayan dan pengrajin seperti Bapak Jon Piter dan Ibu Munasep. Bapak Jon, seorang nelayan berpengalaman, mengungkapkan kekesalannya terhadap harga ikan Betutu segar yang terus merosot. "Dulu harganya Rp12.000 per kilo, sekarang cuma Rp6.000," keluhnya.
Sementara itu, Ibu Munasep, seorang ahli dalam pengasapan ikan Betutu, berbagi pengalamannya. Dia menceritakan tantangan menjaga asap yang sempurna selama tiga hari, memastikan ikan tidak terlalu matang atau terbakar. Meskipun pekerjaan ini berat, dia telah melihat permintaan ikan asap Betutu produksinya terus meningkat, bahkan mencapai pelanggan di luar Sumatra.
Keberhasilan inisiatif ini tidak luput dari perhatian. Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Barat telah menyatakan dukungannya untuk Pekon Suka Banjar, mengakui desa ini sebagai satu-satunya produsen ikan asap Betutu di daerah tersebut. Apa yang dimulai sebagai upaya sederhana untuk memasarkan produk lokal kini telah berkembang menjadi gerakan yang tidak hanya melestarikan praktik kuliner tradisional, tetapi juga memberikan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat.
Saat para mahasiswa ini bersiap untuk mengakhiri program KKN mereka, pekerjaan mereka meninggalkan dampak yang signifikan. Ikan asap Betutu dari Pekon Suka Banjar kini siap menjadi simbol ketahanan dan inovasi, dengan potensi untuk menjangkau pasar baru dan mengamankan mata pencaharian nelayan lokal untuk generasi yang akan datang.ikan asap ini,” cerita Ibu Munasep. (Rls)
Berikan Reaksi Anda