Ekonomi Lampung Melaju, Perkuat Posisi sebagai Lokomotif Sumatera

BANDARLAMPUNG, Lampunggo.com– Provinsi Lampung kembali membuktikan diri sebagai motor penggerak ekonomi Sumatra. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung merilis data terbaru yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II-2025 mencapai 5,09 persen (year-on-year).
Capaian ini melanjutkan tren positif dari triwulan I-2025 sebesar 5,47 persen—pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, Lampung berhasil menembus pertumbuhan di atas lima persen selama dua triwulan berturut-turut.
Rilis resmi ini disampaikan langsung oleh Kepala BPS Provinsi Lampung, Dr. Ahmadriswan Nasution, dalam konferensi pers di Kantor BPS Lampung, Selasa (5/8/2025).
Menurutnya, pertumbuhan ini mencerminkan kuatnya struktur ekonomi daerah, terutama dalam merespons lonjakan permintaan domestik dan ekspor.
“Industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan transportasi jadi penggerak utama. Aktivitas produksi dan mobilitas masyarakat terus meningkat sepanjang April hingga Juni,” ungkap Ahmadriswan.
Sektor ekspor menjadi bintang utama. Komoditas unggulan Lampung seperti sawit dan kopi melesat tajam, baik dari segi volume maupun nilai ekspor.
Tak hanya itu, konsumsi rumah tangga ikut melonjak berkat libur nasional panjang yang menstimulasi perputaran ekonomi lokal.
Tak kalah menarik, pertumbuhan ekonomi quarter-to-quarter (q-to-q) Lampung tercatat 9,33 persen, tertinggi kedua di Indonesia setelah Papua Tengah. Capaian ini menjadikan Lampung sebagai daerah dengan lonjakan ekonomi tercepat di luar Jawa.
Kadis Kominfotik Lampung, Ganjar Jationo, menyatakan bahwa Lampung mencatat pertumbuhan ekonomi semester I-2025 sebesar 5,27 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan semester I tahun sebelumnya yang hanya 4,08 persen.
“Ini alasan kuat bagi kita untuk tetap optimistis. Tapi kami juga tetap waspada, terutama menghadapi potensi perlambatan di triwulan III,” tegas Ganjar.
Ia memastikan bahwa program-program strategis dari pusat akan menopang ekonomi Lampung pada paruh kedua tahun ini.
“Kami andalkan program mandatori nasional dan intervensi lokal seperti Koperasi Merah Putih, Makan Bergizi Gratis, dan Sekolah Rakyat untuk menjaga daya beli dan pertumbuhan,” tambahnya.
Dukungan dan pengakuan juga datang dari Bank Indonesia. Ekonom Senior BI Lampung, Fiskara, sempat mengkhawatirkan pelemahan konsumsi rumah tangga yang menyumbang hampir 60 persen PDRB. Namun ternyata Lampung justru bangkit lebih kuat.
“Kami sempat ragu Lampung bisa bertahan di atas 5 persen. Tapi data menunjukkan ketahanan yang luar biasa. 5,09 persen ini adalah angka penting. Lampung masih layak disebut The King of Sumatra,” tegasnya.
Menurutnya, Lampung berhasil menjadi contoh bagaimana ekonomi daerah bisa bertumbuh meski diterpa tekanan global dan nasional. BI pun menyiapkan rekomendasi strategis yang akan disampaikan dalam laporan ekonomi regional.
Dengan kondisi ini, Lampung tak hanya mempertahankan konsistensi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai lokomotif Sumatra.
Saat banyak provinsi masih menghadapi tekanan harga komoditas dan penurunan daya beli, Lampung justru menunjukkan bahwa pendekatan berbasis kekuatan komoditas unggulan dan konsumsi domestik tetap relevan dan efektif.
Meski tantangan triwulan III ada di depan mata, Pemprov Lampung menyatakan siap menghadapi perlambatan musiman.
Pemerintah daerah mengerahkan semua program prioritas untuk menjaga kestabilan ekonomi, meningkatkan daya beli, dan memperluas lapangan kerja. (**)
Berikan Reaksi Anda






