Festival Sekala Bekhak XI: Merawat Tradisi, Menggerakkan Ekonomi Lampung Barat

LAMPUNG BARAT, Lampunggo.com — Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kembali menyelenggarakan Festival Sekala Bekhak (FSB) XI sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya lokal, pengembangan ekonomi kreatif, serta promosi potensi pariwisata daerah.
Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif, Endang Guntoro, menyatakan bahwa keterbatasan anggaran tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan festival ini. Menurutnya, meski digelar dengan format yang lebih sederhana, semangat untuk menjaga dan merawat budaya lokal tetap menjadi prioritas.
Festival tahun ini mengusung tema “Tradisi Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Mendatang.” Tema tersebut mencerminkan komitmen Pemerintah Daerah dalam memperkuat identitas budaya Lampung Barat sekaligus mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap warisan leluhur.
Beragam kegiatan kebudayaan akan memeriahkan FSB XI, di antaranya pagelaran tradisi adat Nyambai, pertunjukan Orkes Gambus dan Tari Sekura, serta ajang Pemilihan Muli Mekhanai sebagai duta budaya Lampung Barat. Festival ini juga akan menampilkan Sekala Bekhak Bercelugam, sebuah pertunjukan seni kolaboratif yang menggabungkan berbagai unsur tradisi.
Dalam rangka mendukung pelaku usaha lokal, festival turut menghadirkan Gebyar UMKM dan Pameran Ekonomi Kreatif. Kegiatan ini menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk mempromosikan produk unggulan daerah, termasuk kopi robusta Lampung Barat yang telah dikenal luas di pasar nasional maupun internasional.
Endang menambahkan bahwa Festival Sekala Bekhak bukan hanya ajang pertunjukan seni dan budaya, tetapi juga bagian penting dari strategi promosi pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif di Lampung Barat. Ia menekankan bahwa ketiga unsur utama tersebut saling terhubung dan menjadi kekuatan strategis bagi kemajuan daerah.
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat berharap pelaksanaan FSB XI dapat menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara masyarakat, pelaku seni budaya, serta pelaku UMKM dalam membangun daerah berbasis nilai-nilai kearifan lokal. (red)
Berikan Reaksi Anda






