Mobil Mewah dan Uang Tunai Miliaran Milik Riza Chalid Disita

JAKARTA – Kejaksaan Agung Republik Indonesia menyita sejumlah aset Mohammad Riza Chalid yabg terlibat Skandal gurita bisnis migas minyak mentah Pertamina. Tak tanggung-tanggung, lima mobil mewah dan tumpukan uang tunai dalam berbagai mata uang disita dari tangan sang 'Raja Minyak' yang kini menyandang status tersangka korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina periode 2018–2023.

“Tim penyidik sudah menyita lima kendaraan mewah milik tersangka MRC (Mohammad Riza Chalid),” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, dalam konferensi pers yang digelar Selasa (5/8).

Mobil-mobil berkelas seperti Toyota Alphard, Mini Cooper, hingga tiga unit Mercedes-Benz ditemukan tersimpan rapi di rumah mewah yang diduga kuat terafiliasi dengan Riza, tepatnya di Jalan Tegal Parang Utara, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Yang lebih mencengangkan, mobil-mobil mewah tersebut tidak memiliki pelat nomor alias bodong. Penyidik menduga langkah ini sengaja dilakukan untuk menyamarkan aset hasil korupsi.

“Seluruh aset tidak terdaftar atas nama langsung Riza Chalid, tapi atas nama pihak yang terafiliasi dengannya. Ini upaya sistematis menyamarkan harta hasil korupsi,” beber Anang.

Tak hanya kendaraan, penyidik juga menyita uang tunai dalam jumlah fantastis yang ditemukan di tiga titik berbeda: Depok (Jawa Barat), Pondok Indah, dan Mampang (Jakarta Selatan). Mata uang yang disita pun beragam – mulai dari rupiah hingga valas.

“Terkait nilai totalnya masih dihitung bersama pihak bank, karena nominalnya sangat besar,” ungkap Kasubdit Penyidikan dan Tipikor Kejagung, Yadin.

Skandal ini tak berdiri sendiri. Riza Chalid bukan satu-satunya nama besar yang terseret. Hingga kini, Kejagung telah menetapkan 18 tersangka, termasuk jajaran elite Pertamina seperti Riva Siahaan (Dirut PT Pertamina Patra Niaga) dan Yoki Firnandi (Dirut PT Pertamina International Shipping).

Dugaan korupsi sistemik dan terstruktur di tubuh perusahaan migas pelat merah ini menunjukkan betapa dalamnya praktik busuk yang merugikan negara dan rakyat.