Gejolak di Palasjaya: Perangkat Desa Tutup Kantor Buntut Gaji Tak Dibayar, Camat Turun Tangan
Ketegangan terjadi di Desa Palasjaya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, setelah seluruh perangkat desa nekat menutup kantor balai desa mereka sendiri.

Lampung Selatan – Ketegangan terjadi di Desa Palasjaya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, setelah seluruh perangkat desa nekat menutup kantor balai desa mereka sendiri. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas belum dibayarkannya penghasilan tetap (siltap) selama berbulan-bulan.
Peristiwa yang menghebohkan ini terjadi pada Rabu, 2 Juli 2025. Di depan kantor desa, terpasang banner besar bertuliskan:
"Kantor Desa Kami Tutup Sampai Gaji Kami Dilunasi"
"Balai Desa Ditutup, Pelayanan Dialihkan ke Kecamatan"
Penutupan kantor balai desa tersebut sontak menjadi perhatian masyarakat dan viral di media sosial lokal. Menanggapi kejadian ini, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Palas, Iqbal Fuad, angkat bicara dan langsung mengambil tindakan.
Menurut Iqbal Fuad, penyebab utama penutupan kantor desa adalah keterlambatan pembayaran siltap para perangkat desa yang sudah berlangsung sangat lama. Bahkan, ada yang belum menerima gaji antara 8 hingga 10 bulan, sejak tahun anggaran 2023 hingga pertengahan 2024.
“Hampir semua perangkat belum menerima siltap. Durasi keterlambatannya bervariasi, antara 8 sampai 10 bulan,” ungkap Iqbal pada awak media pada Kamis, (3/7/2025).
Aksi ini menunjukkan tingkat kekecewaan yang sudah memuncak. Para perangkat desa, mulai dari Sekdes, Kasi, Kaur, hingga operator, menuntut hak mereka yang belum terpenuhi.
Menanggapi aksi tersebut, Iqbal langsung memerintahkan Sekretaris Camat (Sekcam) dan Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan (Kaur Ekobang) untuk menyelidiki lebih lanjut ke kantor desa.
“Kemarin pak Sekcam sudah ke lokasi untuk mengecek langsung. Lalu kami memanggil seluruh pihak ke kantor kecamatan. Namun yang hadir hanya kepala desa, sekretaris desa, bendahara, dan operator,” jelas Iqbal.
Meski komunikasi telah diupayakan lewat berbagai jalur seperti telepon, WhatsApp, dan grup diskusi perangkat desa, pihak kecamatan belum mendapat respons menyeluruh dari seluruh perangkat yang melakukan aksi.
Iqbal menyampaikan bahwa dirinya sedang dalam perjalanan menuju Balai Desa Palasjaya untuk mencocokkan data secara langsung. Langkah ini dilakukan untuk memastikan siapa saja perangkat desa yang belum menerima siltap dan mencari solusi penyelesaian secara cepat.
“Hari ini kami akan mencocokkan data di lapangan. Jika mereka tidak datang ke kantor desa, kami akan langsung hubungi satu per satu,” tegasnya.
Menurutnya, langkah ini penting agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi dan proses pencairan bisa segera dilakukan tanpa menimbulkan kecurigaan atau ketegangan baru.
Meski tekanan publik cukup besar, Iqbal belum bisa memastikan apa penyebab mendasar dari macetnya pembayaran siltap tersebut. Ia menyebut masih dalam proses penelusuran dan berjanji akan segera menyampaikan hasilnya begitu jelas.
“Belum diketahui pasti kendalanya. Kami masih telusuri. Mudah-mudahan hari ini sudah jelas, pungkasnya.
Berikan Reaksi Anda






