Sherly Tjoanda Si ‘Gubernur Mermaid’, Catat Sejarah Upacara Bawah Laut

Ternate — Di balik birunya laut Sulamadaha, bendera merah putih perlahan berkibar, bukan di atas tiang lapangan upacara seperti biasanya, melainkan di dasar samudra. 

Di tahun ke-80 Kemerdekaan RI, Maluku Utara memilih cara yang tak biasa untuk merayakan kemerdekaan: membawa Sang Saka menyelam sampai ke jantung laut. 

Yang membuat momen ini semakin luar biasa, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda sendiri memimpin prosesi upacara bawah laut tersebut dengan balutan kostum mermaid berwarna mencolok. Penampilannya mengundang decak kagum dan menjadi sorotan nasional. 

“Selama ini perhatian kita terlalu tertuju pada darat. Padahal 70 persen wilayah Indonesia adalah laut. Kalau pengibaran bendera di darat itu baru 30 persen,” ujar Sherly mantap sebelum menyelam.

Upacara unik ini merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan Wanita Selam Indonesia (WASI) yang diketuai Tri Tito Karnavian. Sebanyak 100 penyelam dari berbagai daerah turun bersama, membentuk formasi megah di bawah air mengawal Merah Putih yang berkibar gagah di antara terumbu karang dan ikan-ikan tropis.

Tri Tito memberikan apresiasi khusus bagi keberanian Sherly. Menurutnya, tak banyak daerah yang memilih dasar laut sebagai lokasi upacara kemerdekaan, apalagi diikuti langsung oleh kepala daerahnya dengan pakaian mermaid yang mencuri perhatian. “Ini bukan hanya unik, tapi juga memberikan makna mendalam bahwa laut adalah bagian tak terpisahkan dari identitas Indonesia,” tutur Tri.

Lebih dari sekadar seremoni, pengibaran bendera di dasar laut Maluku Utara menjadi penanda sejarah baru sekaligus pengingat: Merah Putih tidak hanya berkibar di hamparan tanah negeri tetapi juga di samudra luas yang menyatukan nusantara. Di kedalaman biru laut Sulamadaha, semangat kemerdekaan justru terasa semakin menggelora. (**)