Antara Polemik Aceh - Medan dan Konflik Israel Versus Iran

Jun 16, 2025 - 14:19
Jun 16, 2025 - 14:22
 0
Antara Polemik Aceh - Medan dan Konflik Israel Versus Iran
foto : net

Sebuah Refreshing Geopolitik

Dari perspektif geopolitik, perang apapun atau konflik di manapun baik lokal, regional maupun konflik global sekalipun hanyalah (geo) strategi guna meraih apa yang disebut geoekonomi. Ini berlaku jamak di dunia politik. Kapanpun. 

Konflik lokal di Ambon dahulu (1999-2002), contoh, meski bermenu sektarian, toch ujungnya rebutan (geo) ekonomi antara warga pendatang versus penduduk asli. Atau, konflik Dayak - Madura di Sampit, Kalteng (2001), juga faktor ekonomi. Ini keniscayaan. 

Konflik global apalagi. Invasi Barat ---Amerika dan sekutu--- di Irak, Afghanistan, Libya, Syria dan lain-lain pun bermuara pada geoekonomi dalam hal ini adalah penguasaan minyak, gas bumi, ataupun geopolitic pipeline, geoposisi strategis dan lain-lain. Poin intinya, geoekonomi selalu terkait profit dan benefit bagi aktor-aktor di balik layar, kendati isu alias pintu masuk konflik soal terorisme, misalnya, atau radikalisme agama, senjata pemusnah massal, demokratisasi, isu nuklir dan lain-lain.

Jadi, ketika terjadi konflik alias peperangan di skala apapun maka pertanyaan pokoknya ialah, "Geoekonomi mana dan komoditas apa yang tengah diperebutkan?"

Hal lain yang tak kalah penting untuk dipahami bersama bahwa dalam sebuah pagelaran konflik selalu ada pion atau wayang (proxy); ada dalangnya; dan ada pemilik hajatan yang meremot jalannya pagelaran (konflik) itu sendiri. Narasinya begini, pion akan patuh perintah dalang, dan si dalang tergantung maunya pemilik hajatan. Ini pola klasik dan pakem yang kerap kali berulang, walau tidak setiap kali.

Beranjak dari uraian di atas, pertanyaan yang muncul akibat polemik empat pulau (Pulau Panjang, Pulau Mangkir Besar, Pulau Mangkir Kecil, dan Pulau Lipan) antara Aceh - Sumatera Utara/Medan, maka retorikanya adalah:

Pertama, geoekonomi mana dan komoditas apa yang diperebutkan? 

Kedua, dalam polemik tersebut -- siapa pion, mana si dalang, dan adakah pemilik hajatan pada isu dimaksud? 

Retorika di atas tidak perlu dijawab agar tulisan ini bisa dilanjutkan ke level yang lebih tinggi/global. Bahwa antara Iran - Israel kini telah menjadi konflik terbuka. Retorikanya pun sama, yaitu: 1. Geoekonomi apa yang diperebutkan; 2. Mana pion, dalang, dan siapa pemilik hajatan?

Ya. Pembahasan tentang hal-hal di atas dirasa lebih urgen daripada sekadar bahasan historis dan kronologis yang kerap diselipi narasi konspirasi, misalnya, konon konflik Iran - Israel hanya sekadar propaganda pemilik hajatan untuk menaikkan harga minyak dan emas; atau, bahwa konflik tersebut dalam rangka menjatuhkan saham-saham di Wall Street, dan lainnya.

Katakanlah, bila isu itu memang sebuah konspirasi, pertanyaan menggelitik yang muncul, "Bagaimana dengan kerugian atas kerusakan infrastruktur, contohnya, ataupun korban jiwa baik dari personel militer maupun warga sipil?" 

Hal lain yang tak kalah penting dalam mencermati dinamika geopolitik bahwa setiap tujuan niscaya membawa korban. Sekali lagi, itu sudah jamak dalam geopolitik. Dan itu yang disebut dengan istilah 'tumbal politik'. 

Demikianlah sedikit refreshing dalam membaca isu dan peristiwa terkait geopolitik baik di level lokal maupun global.

Terima kasih.

Oleh : M Arief Pranoto*) MAP 150625, G Sari__

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow