Penyebab Keracunan Siswa Kupang NTT

Jul 31, 2025 - 14:23
 0
Penyebab Keracunan Siswa Kupang NTT

Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan soal penyebab keracunan massal yang dialami ratusan siswa di SMPN 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), bukan berasal dari program Makanan Bergizi Gratis atau MBG. 

Demikian pernyataan yang disampaikan Kepala BGN Dadan Hindayana, kepada awak media di Jakarta, pada Kamis 31 Juli 2025.

"Nah, siang ini kami dapat berita dari SMPN 8 Kupang itu, bahwa ada 15 anak yang keracunan, tetapi kan perlu diketahui, dari tanggal 22 Juli itu, MBG untuk SMPN 8 itu sudah kami hentikan," kata Dadan. 

"Jadi kan (siswa yang keracunan) tidak mungkin dari MBG, maka penyebab keracunan akhirnya kita bisa tahu bahwa itu bukan dari menu MBG," sambung Dadan. 

Dadan mengatakan bahwa pihak BGN bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan investigasi dan pemeriksaan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). 

Ia mengungkapkan bahwa sampel makanan dari MBG yang disiapkan selalu disimpan selama tiga hari dan diperiksa oleh BPOM.

"Kemudian kami juga selalu menyimpan sampelnya selama tiga hari di SPPG, dicek oleh BPOM apakah ada dari sumber MBG atau tidak, ternyata tidak, namun saya juga tidak tahu apakah itu berasal dari sumber makanan lain atau bagaimana,"ungkapnya.

Kepala BGN Dadan Hindayana,, juga menjelaskan bahwa target utama program MBG adalah "zero accident". 

Dadan, menyadari bahwa kejadian keracunan secara massal pada ratusan pelajar seperti ini dapat mengikis kepercayaan publik.

"Target kami kan zero accident, karena setiap kali ada yang sakit pasti orang tua yang khawatir, kemudian kalau anak-anak tersakiti, ada kepercayaan publik yang tergores, oleh karena itu kami tingkatkan SOP-nya," jelas Kepala BGN Dadan Hindayana. 

Seperti diketahui pada sebelumnya, 22 Juli 2025, ratusan siswa SMPN 8 Kupang telah dilaporkan mengalami keracunan massal. Kejadian tersebut diduga akibat konsumsi Makanan Bergizi Gratis atau MBG. 

Menanggapi situasi tersebut, Wali Kota Kupang, Christian Widodo, meminta semua pihak untuk memprioritaskan penanganan medis bagi para siswa yang menjadi korban.

"Yang paling utama sekarang adalah keselamatan anak-anak kita. Jangan dulu sibuk mencari siapa salah, siapa benar, sementara anak-anak sedang butuh pertolongan medis. Mereka butuh infus, butuh stabilisasi. Itu yang paling penting saat ini,” kata Christian Widodo.

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow