Diimbangi Laos 3-3, Kebiasaan Coba-coba STY Selalu Gagal

Dec 13, 2024 - 08:12
Dec 13, 2024 - 08:13
 0
Diimbangi Laos 3-3, Kebiasaan Coba-coba STY Selalu Gagal

JAKARTA (lampunggo) - Hasil imbang 3-3 antara Timnas Indonesia dan Laos di laga Grup B Piala AFF 2024 yang digelar di Stadion Manahan, Solo, Kamis, 12 Desember 2024 menuai sorotan tajam. 
Pengamat sepak bola, Akmal Marhali, menilai hasil ini menunjukkan kelemahan strategi yang diterapkan pelatih Shin Tae-yong (STY).  

"Hasil ini sejatinya sangat tidak bagus. Melawan Laos, yang seharusnya bisa kita menangkan, malah berakhir imbang. Bahkan di awal 15 menit pertama, Laos mampu mencetak dua gol karena kesalahan kita sendiri," ujar Akmal kepada wartawan, Kamis malam, 12 Desember 2024.

Akmal mempertanyakan keputusan STY yang merombak susunan skuat dengan menurunkan tiga pemain debutan, yaitu Daffa Fasya sebagai penjaga gawang, Rayhan Hannan di lini tengah, dan Kakang Rudianto di lini belakang. 

Akmal menyebut eksperimen STY membuat game plan tidak berjalan dengan baik, bahkan para pemain tampak sangat gugup sekali. 

Akmal menyampaikan para penggawa timnas tampak masih mencerna strategi yang diterapkan STY. Akmal menilai hal ini justru merugikan kesempatan timnas untuk meraih poin penuh di kandang sendiri. 
 
"Jadi menurut saya kalau sekarang ditanya apakah ini salah pemain, tidak. Yang bertanggung jawab ya tetap pelatih. Jadi Shin Tae-yong yang paling bertanggung jawab terhadap hasil yang didapat," tegas Akmal. 

Akmal mengatakan hal ini merupakan hasil imbang kedua sepanjang sejarah pertemuan Indonesia dengan Laos. Dalam sepuluh pertemuan, Indonesia hanya seri dua kali dengan Laos yakni sebelumnya, pada Piala AFF 2012.

“Hasil ini sangat berbeda dibandingkan dengan Piala AFF 2021, ketika kita mengalahkan Laos 5-1," ucap Akmal. 

STY, lanjut Akmal, seharusnya menyadari Laos kini mulai membangun tim nasionalnya dengan sangat baik. Meski didominasi pemain generasi muda dengan rata-rata usia 22 tahun, Akmal menyebut Laos bermain taktis dan sederhana yang terlihat dari gol-gol lahir dari skema yang terencana. 

Sementara gol-gol atau peluang-peluang Indonesia lebih banyak dari senjata andalan yakni lemparan ke dalam. 

Akmal berharap Shin Tae-yong segera melakukan evaluasi menyeluruh, terutama menjelang laga melawan Vietnam yang lebih tangguh.  

"Ke depan, strategi permainan harus lebih berkembang agar tidak terkesan auto-pilot seperti di laga melawan Myanmar dan Laos. Melawan Vietnam nanti, saya berharap para pemain bisa tampil lepas dan energik. Jika STY mampu menjalankan game plan yang baik, itu sudah menjadi kemajuan bagi para pemain muda ini," tandas Akmal.

Senada disampaikan Pengamat sepak bola nasional lainnya Kesit Budi Handoyo yag juga mengkritisi soal kebiasaan pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong (STY) yang sering mengubah formasi dalam setiap pertandingan di suatu turnamen.

Kali ini, 'coba-coba' formasi kembali dilakukan STY saat laga Indonesia vs Laos dalam pertandingan kedua Grup B Piala AFF 2024. Hasilnya, Skuad Garuda ditahan imbang 3-3 melawan Laos yang pada laga pertama dibantai Vietnam 1-4. Kesit menilai ini menjadi kebiasaan buruk STY baik di kelompok pemain usia muda dan senior.(rml/red)

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow