Alhamdulillah! Kenaikan Harga Karet Bantu Tingkatkan Pendapatan Petani di OKI
KAYUAGUNG (lampunggo) - Petani karet di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) cukup bahagia. Pasalnya, harga karet naik di awal tahun 2025 ini. Terhitung sejak kemarin (3/2), harga karet mencapai dengan harga Rp32.330/Kg untuk karet kadar kering (KKK) 100 persen.
Hal itu turut dibenarkan Kepala Bidang Penyuluhan Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten OKI, M Zulkarnain SP.
Menurutnya, kenaikan harga karet merupakan momen yang dinanti petani karet di Kabupaten OKI. Zulkarnain mengatakan, dengan naiknya harga karet tentu berpengaruh pada pendapatan petani karet di OKI.
"Petani tentu senang, karena secara otomatis pendapatan petani juga meningkat kalau harga karetnya naik," ungkap Zulkarnain, Selasa (4/2).
Zulkarnain menjelaskan, komoditi karet di Kabupaten OKI tersebar di beberapa Kecamatan, namun sangat jarang petani menjual karet dengan KKK 100 persen. Biasanya, petani menjual ke pengepul karet dengan kadar 50,60 dan 70 persen.
Umumnya, petani menjual karet dengan karet kadar kering (KKK) 50 persen dan 60 persen. Untuk harga KKK 60 persen, yakni Rp19. 398/Kg, untuk KKK 50 persen, yakni Rp16.165/Kg dan untuk KKK 70 persen harganya cukup tinggi yaitu Rp22. 631/Kg.
"Memang kenaikan harga karet saat ini tidak begitu signifikan di banding tahun lalu. Di akhir Januari 2024 kemarin, harga KKK 100 persen tembus Rp31.684/Kg di pasaran," jelasnya.
Untuk mengakomodir penjualan karet, Zulkarnain mengatakan petani karet di Kabupaten OKI menjual karetnya ke beberapa Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang ada di desa-desa.
"Untuk menghindari penjualan melalui tengkulak, Disbunnak OKI mengarahkan petani menjual karetnya ke UPPB yang tersebar di sejumlah Kecamatan. Jadi para petani karet tidak rugi," ujarnya.
Namun dia mengungkapkan, kenaikan harga karet saat ini tidak selaras dengan hasil produksi karet. Hal itu disebabkan curah hujan di Kabupaten OKI cukup tinggi.
"Curah hujan tinggi sangat berpengaruh pada produksi karet dan juga petani kesulitan menyadap karet di musim hujan," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, para petani merubah jadwal ke kebun untuk menyadap karet. Apabila pada malam hari turun hujan, besok pagi pohon karet tetap bisa disadap tetapi harus menunggu agak siang, hingga pohon karet kering.
Fais, salah satu petani karet asal Desa Bumi Harjo, Kecamatan Lempuing, Abdulloh Faeq mengatakan, untuk penjualan karet dijadwalkan 2 minggu sekali. Karet-karet dari petani dikumpulkan bersama-sama di UPPB.
"Uangnya lumayan besar kalau harga karet tinggi. Maka jelas menambah pendapatan petani karet dan bisa sejahtera," ujarnya.(rml/red)
Berikan Reaksi Anda