Sekolah di Bandar Lampung Mulai Terapkan Bank Sampah, Siswa Diharapkan Jadi Pelopor Gaya Hidup Hijau

Aug 21, 2025 - 16:29
 0
Sekolah di Bandar Lampung Mulai Terapkan Bank Sampah, Siswa Diharapkan Jadi Pelopor Gaya Hidup Hijau
Foto Istimewa

BANDARLAMUNG, Lampunggo.com— Upaya menciptakan generasi peduli lingkungan kini mendapat dorongan baru. Pemerintah Provinsi Lampung meluncurkan Bank Sampah Sekolah di SMAN 2 Bandar Lampung, Kamis (21/8/2025), dengan melibatkan lima sekolah sebagai perintis.

Program ini melibatkan SMAN 1, SMAN 2, SMAN 9, SMKN 1, dan SMKN 4 Bandar Lampung, dengan total sekitar 200 pelajar yang akan menjadi penggerak utama pengelolaan sampah di lingkungan sekolah.

Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, menegaskan bahwa langkah ini selaras dengan agenda nasional. Ia mengingatkan bahwa Presiden Prabowo Subianto melalui visi Asta Cita menargetkan persoalan sampah dapat terselesaikan tuntas sebelum 2029.

“Target nasional hanya bisa tercapai jika ekosistem pengelolaan sampah dibangun sejak dari hulu. Sekolah menjadi titik penting karena di sinilah pembiasaan dan pengetahuan ditanamkan,” ujar Jihan.

Menurutnya, pemerintah pusat sedang menyiapkan pengelolaan sampah di tingkat hilir, salah satunya dengan pembangunan fasilitas waste to energy di TPA Regional Provinsi Lampung. Namun, ia menekankan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat harus lebih serius menumbuhkan budaya pemilahan sampah sejak dari rumah, desa, hingga sekolah.

“Bank sampah di sekolah jangan berhenti sebagai simbol saja. Saya harap benar-benar menjadi budaya sehari-hari para siswa, dimulai dari kebiasaan kecil memilah sampah organik dan anorganik,” tegasnya.

Data Pemprov menunjukkan, Lampung menghasilkan sekitar 720 ribu ton sampah setiap tahun. Di Kota Bandar Lampung sendiri, rata-rata 800 ton sampah muncul setiap hari. Khusus dari sektor pendidikan, 126 sekolah tingkat SMA/SMK/MA di kota ini menyumbang 200–250 kilogram per hari, atau sekitar 31 ton sampah per hari.

“Kalau semua sekolah berhasil mengelola sampahnya sendiri, beban TPA tentu akan sangat berkurang. Inilah kontribusi nyata yang bisa dilakukan dunia pendidikan,” kata Wagub.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa pengelolaan sampah bukanlah tugas tunggal pemerintah. Peran masyarakat, termasuk siswa, guru, dan orang tua, sangat menentukan keberhasilan program.

“Harapan saya, apa yang dimulai hari ini bisa menjadi pola hidup berkelanjutan, diwariskan dari generasi ke generasi. Jangan sampai berhenti di seremonial saja,” pungkas Jihan.

Di sisi lain, Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, menambahkan bahwa program bank sampah tidak hanya mendidik siswa soal kepedulian lingkungan, tetapi juga melatih mereka dalam literasi keuangan.

“Melalui program ini, siswa bisa belajar menabung dari hasil pengelolaan sampah. Jadi ada manfaat ganda, yakni peduli lingkungan sekaligus memahami inklusi keuangan,” jelasnya.

Otto menyebut ada tiga manfaat utama dari bank sampah sekolah, yakni peningkatan ekonomi, pembentukan karakter siswa, serta peningkatan kesadaran dan edukasi lingkungan.

Inisiatif ini juga mendapat dukungan sejumlah pihak, termasuk OJK, Bank Mandiri, BNI, BRI, BSI, Bank Lampung, Coca Cola Europacific Partners, serta Komunitas Sahabat Gajah. (**)

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow