Panti Jompo untuk Anak Muda Jadi Tren, Fasilitasnya Bikin Betah
TIONGKOK (lampunggo) - Panti jompo di Tiongkok kini tidak hanya diperuntukkan bagi lansia, tetapi juga menjadi tempat bagi para profesional muda yang mengalami kelelahan dan memilih untuk pensiun dini. Panti jompo untuk kaum muda ini tidak hanya ada di kota-kota besar, tetapi juga ditemukan di berbagai provinsi seperti Yunnan dan Shandong, yang masing-masing terletak di barat daya dan timur Tiongkok.
Fasilitas-fasilitas ini lebih berfokus pada kesehatan mental para penghuninya dan biasanya dilengkapi dengan bar, kafe, serta ruang karaoke, memberikan tempat bagi mereka untuk bersosialisasi, mencurahkan isi hati, dan bersantai.
Dilansir dari South China Morning Post, Jumat (23/9/2023), mayoritas penghuni panti jompo ini adalah orang dewasa muda berusia 30-an, dan jarang ada yang berencana tinggal di sana untuk jangka waktu panjang. Bagi sebagian besar, konsep "pensiun" ini hanya sebagai istirahat sementara, yang mereka pandang sebagai "tahun jeda" atau "bulan jeda" dalam perjalanan karier mereka.
"Beberapa mungkin bertanya-tanya mengapa orang-orang muda ini pensiun begitu cepat, tetapi banyak dari mereka yang berusia tiga puluhan merasa kehilangan arah. Saya dahulu salah satu dari mereka," kata Lu Leilei yang berusia 32 tahun, pendiri sebuah panti jompo di Yunnan yang mulai beroperasi awal tahun ini.
Di tempat Lu, rutinitas pagi dimulai dengan minum kopi di bar, diikuti oleh ba duan jin, sebuah latihan qigong di halaman panti, serta meditasi di gunung. Pada sore hari, para penghuni menghabiskan waktu bertani, memancing di sungai, dan memasak makan malam bersama di dapur umum. Malamnya dihabiskan dengan berkumpul di sekitar api unggun, menikmati minuman, mengobrol, bermain mahjong, dan berkaraoke.
Berbeda dari panti jompo tradisional untuk lansia, tempat ini lebih mirip rumah singgah komunal. para penghuninya bekerja bersama demi kebaikan bersama. Fasilitas Lu memiliki 12 kamar tidur dengan biaya sewa bulanan sebesar 1.500 yuan (sekitar US$ 200) atau sekitar Rp 3 jutaan.
Di panti jompo serupa di Hebei, Tiongkok utara, pemiliknya, Li Xiaolan, tidak mengenakan biaya kepada penghuninya, tetapi meminta mereka untuk berkontribusi dalam pemeliharaan dan pengembangan fasilitas tersebut. Sebaliknya, panti jompo tradisional biasanya mengenakan biaya bulanan minimum sekitar 5.000 yuan (sekitar US$ 700) atau sekitar Rp 11 juta. Selain itu, panti jompo tradisional jelas tidak menerima penghuni muda yang sehat.(bts/red)
Berikan Reaksi Anda