Massa Desak Buka Kawat Berduri, Polisi Ajak Mahasiswa Jaga Aksi Damai

BANDARLAMPING, Lampunggo.com — Suasana aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Lampung pada Senin (1/9/2025) sempat memanas ketika massa mendesak aparat keamanan untuk membuka pagar kawat berduri yang dipasang di sekitar lokasi. 

‎Meski sempat terbuka sebagian, polisi kembali menutup jalur tersebut dengan palang dan menambah kawat berduri untuk memperkuat barikade.

‎Tensi kericuhan mereda ketika waktu salat Zuhur tiba. Seorang anggota kepolisian mengumandangkan azan, dan seketika massa menghentikan aksinya. Ribuan peserta aksi memilih berdiam, sebagian menundukkan kepala, menciptakan suasana hening di tengah panasnya terik siang.

‎Usai azan, perwakilan mahasiswa kembali melakukan dialog dengan Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay. Di hadapan massa, ia menyatakan kesediaannya membuka barikade kawat berduri dengan satu syarat: aksi harus berjalan damai tanpa ada tindakan anarkis.

‎“Berikan komitmen kepada kami, jangan ada tindakan yang merusak. Jika itu disepakati, pagar kawat berduri akan dibuka, dan perwakilan bisa masuk untuk menyampaikan aspirasi,” tegasnya melalui pengeras suara.

‎Sebelumnya, polisi memang sempat membuka barikade pertama, namun pertimbangan keamanan membuat aparat kembali menutup akses dan menambah lapisan penghalang di sekitar gerbang utama. Hal ini memicu desakan massa agar barikade segera dibongkar.

‎Meski penuh emosi, petugas berusaha menenangkan mahasiswa dengan ajakan bersalawat. Aparat juga sempat menawarkan air minum kepada para pengunjuk rasa, namun ditolak secara kompak.

‎“Kami tidak meminta minuman. Yang kami inginkan hanya satu, kawat berduri dibuka seperti biasa di batas gerbang DPRD,” teriak salah seorang perwakilan mahasiswa yang disambut sorakan dukungan massa.

‎Situasi kembali kondusif meski tuntutan mahasiswa terus disuarakan. Polisi menegaskan pengamanan dilakukan semata-mata untuk menjaga agar penyampaian aspirasi berjalan tertib, tanpa ada pihak yang mencoba memicu kerusuhan. (**)

‎

‎

‎