Ekspor Non-Migas Sumsel Melonjak, Didominasi Sektor Industri dan Pertambangan

PALEMBANG (lampunggo) - Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan kinerja ekspor yang mengesankan selama periode Januari hingga Agustus 2024, di mana ekspor non-migas menjadi kontributor terbesar.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan (BPS Sumsel), ekspor non-migas menyumbang 92,30 persen dari total nilai ekspor daerah tersebut selama delapan bulan terakhir.

"Secara struktur, non-migas menyumbang nilai ekspor terbesar," ujar Tituk Indrawati, Statistisi Ahli Madya Statistik Distribusi BPS Sumsel, pada Kamis (10/10/2024).

Tituk menjelaskan bahwa kontribusi sektor non-migas di Sumatera Selatan meliputi tambang sebesar 41,85 persen, migas 7,70 persen, pertanian 0,90 persen, dan industri 49,55 persen. Peningkatan nilai ekspor ini turut didorong oleh kenaikan komoditas unggulan pada Agustus 2024.

"Sumsel memiliki tiga komoditas unggulan yang menyumbang kenaikan ekspor berdasarkan data tahunan (year on year/yoy), yaitu karet remah sebesar 72,34 persen, pulp atau bubur kertas 44,50 persen, dan batu bara 14,79 persen," tambahnya.

Secara keseluruhan, kinerja ekspor Sumatera Selatan untuk semua komoditas migas dan non-migas pada Agustus 2024 mencapai US$586,39 juta, meningkat sebesar 15,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Meski demikian, ekspor migas mengalami kontraksi sebesar 30,43 persen. Sementara itu, ekspor non-migas justru mencatatkan kenaikan 21,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Tituk juga memaparkan nilai total ekspor Sumsel dari masing-masing sektor, yang meliputi sektor pertanian sebesar US$7,13 juta, sektor industri sebesar US$303,89 juta, sektor pertambangan sebesar US$237,10 juta, dan sektor migas senilai US$38,26 juta.

"Kenaikan ekspor non-migas ini didorong oleh peningkatan komoditas seperti karet dan barang dari karet, pulp, serta batu bara," tutupnya.(rml/red)