Beras dan Rokok: Dua Komoditas Utama Rakyat Miskin Indonesia
“Rokok kretek filter menjadi komoditas kedua terbesar yang mempengaruhi garis kemiskinan,” tulis laporan BPS yang dirilis Senin (28/7/2025).

JAKARTA, Lampunggo.com– Ironi kemiskinan di Indonesia kembali terpampang jelas. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025 mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 23,85 juta jiwa.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan: rokok kretek filter masih menjadi pengeluaran utama warga miskin, setelah beras.
Di tengah penghasilan pas-pasan dan kebutuhan pokok yang terus melonjak, jutaan warga justru masih menyisihkan uangnya untuk membeli rokok.
Di wilayah perkotaan, pengeluaran untuk rokok bahkan mencapai 10,72%, hanya kalah dari beras yang 21,06%. Sementara di perdesaan, rokok menyumbang 9,99% dari total pengeluaran masyarakat miskin.
“Rokok kretek filter menjadi komoditas kedua terbesar yang mempengaruhi garis kemiskinan,” tulis laporan BPS yang dirilis Senin (28/7/2025).
Tak hanya soal rokok, pengeluaran masyarakat miskin juga terserap pada kebutuhan yang memprihatinkan: dari mie instan, kopi sachet, hingga kue basah. Di perkotaan, mie instan menyedot 2,47% pengeluaran, sementara di desa gula pasir menempati angka 2,40%.
Lebih ironis lagi, kebutuhan akan daging, telur, dan sayur-sayuran masih jauh tertinggal. Pola konsumsi seperti ini menunjukkan potret kemiskinan yang tidak hanya kekurangan secara ekonomi, tetapi juga secara pola pikir dan prioritas kebutuhan.
Rincian BPS menyebutkan, dari total garis kemiskinan sebesar Rp609.160 per kapita per bulan, sekitar tiga perempatnya (73–76%) dibelanjakan untuk makanan, dan sisanya untuk kebutuhan non-makanan seperti tempat tinggal, bensin, listrik, hingga sabun mandi.
Inilah daftar “kebutuhan wajib” versi penduduk miskin Indonesia:
Pengeluaran Makanan – Mayoritas Diserap Komoditas Minim Gizi
Beras: 21,06% (kota), 24,91% (desa)
Rokok kretek filter: 10,72% (kota), 9,99% (desa)
Telur ayam ras: 4,50% (kota), 3,62% (desa)
Daging ayam ras: 4,22% (kota), 2,98% (desa)
Mie instan: 2,47% (kota), 2,08% (desa)
Gula pasir, kopi sachet, roti, kue basah, bawang merah, cabai rawit masuk daftar top 10 lainnya.
Pengeluaran Non-Makanan – Rumah dan Bensin Jadi Fokus
Perumahan: 9,11% (kota), 8,99% (desa)
Bensin: 3,06% (kota), 3,03% (desa)
Listrik, pendidikan, sabun, perawatan kulit dan kesehatan melengkapi daftar. (**)
Sumber: detik.com
Berikan Reaksi Anda






