Kemenperin Ubah Limbah Kelapa Sawit Jadi Bioetanol, Dorong Pencapaian Net Zero Emission 2050

Kemenperin Ubah Limbah Kelapa Sawit Jadi Bioetanol, Dorong Pencapaian Net Zero Emission 2050

JAKARTA (Lampunggo)– Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengambil langkah inovatif dengan mengubah tandan kosong kelapa sawit (TKKS), yang selama ini dianggap sebagai limbah, menjadi bahan baku bioetanol. Upaya ini mendukung akselerasi pencapaian nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE) pada tahun 2050. 

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyampaikan bahwa dengan teknologi enzymatic, TKKS yang semula dianggap sebagai sumber masalah karena bisa menjadi tempat berkembangnya hama penyakit, kini dapat diolah menjadi produk biokimia yang bernilai tambah tinggi, seperti bioetanol, asam organik, dan berbagai bahan kimia lain yang sebelumnya harus diimpor.

Putu Juli juga mengungkapkan bahwa Kemenperin telah mengembangkan teknologi fraksionasi untuk memecah TKKS menjadi berbagai prekursor kimia terbarukan seperti glukosa, xilosa, dan lignin, yang dapat digunakan sebagai bahan baku utama dalam produksi berbagai produk kimia berbasis nabati. “Prekursor ini merupakan kunci penting dalam pengembangan industri hilir yang berkelanjutan,” jelasnya.

Untuk mewujudkan inovasi ini, Kemenperin telah membangun Pilot Plant Fraksionasi TKKS dengan kapasitas pengolahan satu ton biomassa per hari. Fasilitas ini mendukung pengembangan industri bioetanol, asam organik, dan bahan baku bioplastik atau biopolimer bernilai tinggi.

"Dengan memanfaatkan limbah sawit menjadi bahan yang berguna, kita tidak hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca,” tambah Putu Juli dikutip dari antara.

Putu Juli menegaskan bahwa inovasi ini merupakan bagian dari komitmen Kemenperin untuk mendukung kebijakan industri yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. "Transformasi ini sejalan dengan rencana strategis Roadmap Sawit Indonesia Emas 2045, yang berfokus pada penghapusan emisi karbon dalam sektor industri nasional."

Inisiatif ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi kelapa sawit sebagai solusi dalam menghadapi perubahan iklim sekaligus menjaga keberlanjutan ekonomi nasional. Dengan pendekatan yang lebih inovatif, Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya alamnya secara lebih bijak untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. (RED)

sumber: antara