Inflasi Sumsel Terkendali, TPID Perkuat Strategi 4K  

Feb 8, 2025 - 08:47
 0
Inflasi Sumsel Terkendali, TPID Perkuat Strategi 4K  

PALEMBANG (lampunggo) - Inflasi di Provinsi Sumatera Selatan terus menunjukkan tren yang terkendali pada awal 2025. Pada bulan Januari, Sumsel mencatatkan deflasi sebesar 0,36 persen (mtm), turun signifikan dibandingkan dengan inflasi 0,50 persen (mtm) yang terjadi pada Desember 2024.

Secara tahunan, inflasi Sumsel juga turun menjadi 0,92 persen (yoy) dari 1,20 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.  Keberhasilan ini tidak terlepas dari penerapan strategi 4K yang meliputi Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Ricky Perdana Gozali, menjelaskan bahwa strategi ini diterapkan secara konsisten oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).  

"Strategi 4K ini adalah pilar utama pengendalian inflasi di Sumatera Selatan. Melalui kolaborasi aktif antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan para pemangku kepentingan, kami dapat menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat," ujar Ricky pada Jumat (8/2/2025). 

Penurunan tarif listrik hingga 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya kurang dari 2.200 VA menjadi salah satu pendorong utama deflasi, dengan kontribusi sebesar 1,22 persen (mtm). Selain itu, penurunan harga sejumlah komoditas pangan seperti tomat, bawang merah, telur ayam ras, dan ketimun turut berkontribusi pada deflasi.  

“Penurunan harga telur ayam ras, misalnya, dipengaruhi oleh turunnya harga pakan ternak, khususnya jagung pipilan. Sementara itu, stabilitas pasokan tomat dan bawang merah di pasar membantu menekan harga komoditas tersebut,” kata Ricky.  

Salah seorang pedagang di Pasar Cinde, Lina (37), mengonfirmasi bahwa pasokan tomat dan bawang merah saat ini memang cukup melimpah. "Harga bawang merah minggu ini turun jadi Rp28 ribu per kilogram. Biasanya bisa sampai Rp35 ribu. Pembeli jadi lebih banyak," katanya. 

TPID Sumsel terus mengoptimalkan berbagai langkah strategis untuk menjaga kestabilan harga di pasar. Salah satu upayanya adalah melaksanakan operasi pasar murah secara serentak di seluruh wilayah Sumsel. Operasi ini didukung oleh subsidi harga, subsidi angkutan, dan subsidi operasional untuk menekan biaya distribusi.  

"Kami rutin melakukan inspeksi pasar untuk memastikan ketersediaan stok bahan pangan. Selain itu, pengawasan distribusi minyak goreng terus dilakukan dengan inspeksi langsung ke produsen dan distributor utama," jelas Ricky.  

Menurutnya, komunikasi efektif juga menjadi kunci keberhasilan strategi pengendalian inflasi. “Kami terus melakukan High Level Meeting TPID, rapat koordinasi, dan sinergi program seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel (GPISS),” tambahnya.  

Selain upaya pengendalian inflasi, TPID juga menggagas program inovatif seperti Sumsel Mandiri Pangan Goes to School dan Goes to Office untuk meningkatkan kesadaran kemandirian pangan di masyarakat. Langkah ini sejalan dengan target inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan pada 2025.  

"Kami percaya bahwa kemandirian pangan adalah kunci untuk memastikan stabilitas inflasi jangka panjang," kata Ricky mengakhiri.(rml/red)

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow