Gubernur Lampung: Dari Pulau Penyengat, Kita Belajar Peradaban dan Akar Bangsa

Tanjung Pinang (lampunggo.com)— Sebuah kunjungan ke Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, menjadi momen reflektif dan penuh makna bagi Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal. Bersama Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, ia memenuhi undangan Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad untuk menapaki jejak peradaban dan kebudayaan Melayu yang telah menjadi pilar penting dalam sejarah kebangsaan Indonesia.
Bagi Gubernur Rahmat, kunjungan ini bukan semata rangkaian seremonial, melainkan perjalanan spiritual dan kebudayaan yang memperkaya perspektif dalam memimpin daerah. Disambut hangat oleh Gubernur Ansar, rombongan pejabat lintas provinsi ini memulai agenda dengan menziarahi makam tokoh-tokoh penting Melayu, seperti Raja Haji Fisabilillah, Engku Puteri Raja Hamidah, dan Raja Ali Haji—sosok pencetus Bahasa Melayu Tinggi yang menjadi fondasi Bahasa Indonesia modern.
"Kami tidak hanya datang untuk bersilaturahmi, tetapi juga untuk belajar. Pulau Penyengat mengajarkan kepada kita bahwa sebuah daerah bisa memberi kontribusi besar bagi bangsa, bukan karena kekayaan materialnya, melainkan karena kekuatan intelektual dan budayanya," ujar Rahmat Mirzani.
Setelah prosesi ziarah, perjalanan berlanjut ke Balai Adat Melayu. Di tempat sakral itu, Gubernur Rahmat dan rombongan menjalani prosesi adat berupa mencuci tangan dan muka serta meminum air dari perigi tua—sebuah tradisi yang menyimbolkan penyucian niat dan penghormatan terhadap adat-istiadat Melayu.
“Tradisi yang kami jalani hari ini bukan hanya simbol, tapi pesan kuat tentang pentingnya menjaga akar budaya dalam setiap kebijakan pembangunan,” kata Rahmat.
Puncak kunjungan berada di Masjid Raya Sultan Riau, masjid bersejarah yang dibangun dengan campuran putih telur dan kapur sebagai perekat—menjadi saksi bisu kejayaan intelektual dan spiritual Kerajaan Riau-Lingga. Di sinilah Gubernur Rahmat merenungkan betapa peradaban Melayu pernah berada di garda depan dalam membentuk identitas kebangsaan Indonesia.
Ia juga mengapresiasi kemajuan literasi masyarakat Pulau Penyengat yang dinilainya patut menjadi contoh nasional. “Kami di Lampung mendorong gerakan literasi daerah. Dari Penyengat, kami mendapatkan inspirasi baru bahwa warisan intelektual bisa menjadi alat transformasi sosial,” ucapnya.
Lebih jauh, Rahmat menekankan pentingnya kolaborasi antarprovinsi dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyambut baik komitmen Gubernur Kepri untuk membuka ruang kerja sama dalam bidang kebudayaan, pendidikan, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
"Kami percaya bahwa sinergi lintas daerah sangat strategis, terutama dalam memperkuat karakter kebangsaan dan menjaga stabilitas pembangunan, termasuk pengendalian inflasi," tambahnya.
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, dalam kesempatan tersebut turut menyampaikan harapannya agar kunjungan ini menjadi awal dari kerja sama konkret antarprovinsi. Ia menyebut Pulau Penyengat sebagai warisan bangsa yang layak dikenal lebih luas, bukan hanya sebagai destinasi sejarah, tetapi sebagai sumber inspirasi kebangsaan.
Gubernur Lampung menutup kunjungannya dengan harapan agar generasi muda di seluruh penjuru tanah air dapat meneladani semangat Pulau Penyengat—yang membuktikan bahwa kekuatan sebuah bangsa tak selalu terletak pada gemerlap ekonomi, melainkan pada keteguhan budaya, nilai spiritual, dan semangat literasi yang terus tumbuh.
“Dari Penyengat, kita belajar bahwa membangun bangsa berarti merawat warisan, menjaga jati diri, dan terus menghidupkan nilai-nilai kearifan lokal sebagai penopang Indonesia masa depan,” pungkas Gubernur Rahmat.(***)
sumber: kepriraya.com
Berikan Reaksi Anda






