Musyawarah Pemilihan RW10 Greenbay Pluit Kedua Kalinya Adu Mulut, Warga Kembali Kecewa

Jakarta – Suasana musyawarah panitia pemeliharaan RW di Apartemen Greenbay Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, kembali memanas. Untuk kedua kalinya, rapat persiapan pemilihan Ketua RW10 diwarnai adu mulut dan tudingan adanya dugaan pengondisian oleh panitia.
Sejak awal, jalannya musyawarah sudah menimbulkan polemik. Panitia masih mempertahankan opsi tata tertib yang memungkinkan Ketua RW dipilih langsung oleh pengurus RW, bukan melalui pemilihan terbuka oleh warga. Bahkan, sebagian warga yang tidak mendapat undangan dari panitia dilarang masuk untuk ikut menentukan tata tertib pemilihan.
Kejadian ini bermula pada Sabtu malam. Sekitar pukul 19.21 WIB, Lurah Pluit Ahmad Faizal datang menghadiri rapat musyawarah persiapan pemilihan Ketua RW10. Agenda utama rapat tersebut adalah mengisi posisi panitia yang ditinggalkan Nurlaila setelah mengundurkan diri, sekaligus membahas penyusunan tata tertib pemilihan.
Namun sebelum agenda utama dimulai, suasana sudah memanas. Beberapa warga yang tidak mendapat undangan mencoba hadir, tetapi mendapat penolakan dari panitia. Kondisi ini memicu adu mulut antara warga dengan pihak panitia.
Dalam kesempatan itu, Lurah Ahmad Faizal menegaskan bahwa proses musyawarah yang berlangsung sudah sesuai prosedur.
“Kami hanya memastikan jalannya musyawarah sesuai aturan yang ada,” ujarnya singkat.
Namun pernyataan tersebut tidak meredakan ketegangan. Seorang perwakilan warga bernama Ane mengaku kecewa dan menilai musyawarah kali ini penuh kepentingan. Ia menduga peserta rapat telah diatur sedemikian rupa oleh panitia sehingga prosesnya tidak transparan.
“Semua ini sudah setingan. Yang diundang hanya orang-orangnya pihak mantan RW dan para RT. Warga biasa banyak yang tidak diundang,” tegas Ane.
Ane juga menuding musyawarah kali ini sarat permainan politik internal. Menurutnya, pembatasan undangan dan pemilihan opsi tata tertib yang menguntungkan kelompok tertentu merupakan upaya mempertahankan kekuasaan oleh pihak yang selama ini memegang kendali RW.
Warga yang menolak mekanisme ini mendesak agar pemilihan Ketua RW dilakukan secara terbuka dan melibatkan semua warga tanpa terkecuali. Mereka menilai, pemilihan yang adil dan transparan adalah kunci menciptakan kepengurusan RW yang benar-benar mewakili kepentingan warga.
Beberapa minggu sebelumnya, musyawarah serupa juga diwarnai perdebatan sengit dengan isu yang hampir sama, yaitu soal transparansi, keterlibatan warga, dan mekanisme pemilihan.
Sejumlah warga mengaku lelah dengan tarik ulur ini. Mereka berharap panitia dan pihak kelurahan mau mendengar aspirasi warga demi terciptanya suasana yang harmonis di lingkungan Apartemen Greenbay Pluit.
Gelombang ketidakpuasan ini diperkirakan akan terus membesar jika panitia tetap bersikukuh mempertahankan mekanisme yang dinilai tidak demokratis. Warga bahkan mempertimbangkan untuk membuat petisi resmi atau mengadukan masalah ini ke instansi terkait jika tidak ada solusi yang adil.
“RW itu milik semua warga, bukan hanya kelompok tertentu. Kalau pemilihannya tidak melibatkan warga seluruh Greenbay, jelas akan menimbulkan kecurigaan,” pungkas Ane
Berikan Reaksi Anda






