Skandal BRI dan Dua Perusahaan Sawit di Sumsel, Kongkalikong Lelang Aset, Rugikan Negara Ratusan Miliar

Aug 13, 2025 - 09:03
 0
Skandal BRI dan Dua Perusahaan Sawit di Sumsel, Kongkalikong Lelang Aset, Rugikan Negara Ratusan Miliar

PALEMBANG (lampunggo) - Aroma tak sedap menyelimuti pemberian fasilitas kredit jumbo oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) kepada dua perusahaan kelapa sawit, PT Buana Sriwijaya Sejahtera (BSS) dan PT Sri Andal Lestari (SAL). 

Dugaan korupsi dalam skema pembiayaan senilai Rp1,3 triliun ini kini ditangani serius oleh Kejaksaan Tinggi Sumsel. Kejati Sumsel telah menyita uang tunai senilai Rp506,15 miliar dari dua perusahaan tersebut. 

Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kejati Sumsel, Kamis (7/8/2025), uang hasil penyitaan itu dipamerkan sebagai bagian dari langkah awal penyelamatan kerugian keuangan negara.

“Penyitaan ini merupakan bagian dari upaya mengembalikan potensi kerugian negara. Kami masih mendalami aset lainnya yang diblokir dan berpotensi dilelang, dengan estimasi tambahan sekitar Rp400 miliar,” kata Kasi Pidsus Kejati Sumsel, Adriansyah.

Meski nilai barang bukti tergolong besar, Kejati Sumsel belum menetapkan satu pun tersangka. Dalihnya, fokus saat ini adalah penyelamatan kerugian negara.

Dugaan mengarah bahwa kedua perusahaan sawit tersebut merupakan bagian dari entitas usaha PT Pinago Utama Group, sebuah grup besar di sektor perkebunan di Sumsel.

Situs resmi Pinago menyebutkan nama Wilson Sutantio, Komisaris Utama PT Pinago, juga menjabat sebagai Direktur di PT BSS (2006–2020) dan PT SAL (2011–2020).

Nama Wilson pun disebut sebagai sosok berinisial “WS” yang sempat diperiksa oleh Kejati pada 31 Juli 2025 lalu. Seorang direktur keuangan berinisial “V” juga turut diperiksa, meski identitas lengkapnya belum terungkap ke publik.

Permainan Kredit oleh BRI Disorot

Pemberian fasilitas kredit dari BRI makin jadi sorotan setelah muncul dokumen lelang aset oleh KPKNL Lahat dan Palembang.

PT BSS: Aset seluas 7.465 hektar dilelang dua kali — pertama senilai Rp784 miliar, kemudian hanya Rp455 miliar. Sementara PT SAL: Aset seluas 8.172 hektar dilelang senilai Rp500 miliar. Penurunan nilai lelang hingga Rp329 miliar pada PT BSS menuai tanda tanya.

“Aneh, nilai aset turun drastis hanya dalam beberapa bulan. Ini mengindikasikan adanya permainan. Apakah ada skenario pembelian murah oleh pihak tertentu?” kata Feri Kurniawan, Deputy K-MAKI Sumsel, sambil menunjukkan dokumen pelelangan.

Menurut Feri, jika kredit yang diberikan sebesar Rp1,3 triliun, sementara nilai total aset yang dilelang hanya mencapai Rp955 miliar, maka selisih ini berpotensi menjadi celah kerugian nyata.

Terkait hal ini, Direktur Eksekutif Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA), Rahmat Sandi, ikut menilai, skandal ini mustahil terjadi tanpa keterlibatan pihak internal BRI.

“Kredit sebesar ini pasti melibatkan banyak level persetujuan. Tak mungkin bisa lolos tanpa konspirasi internal. BRI harus buka data!” ujarnya tegas.

Ia mendesak Kejati agar tidak hanya berhenti pada perusahaan penerima kredit, tapi juga menyeret pejabat perbankan yang lalai atau terlibat.

Hingga berita ini diturunkan, pihak BRI Cabang Palembang, melalui Humas Iwan Suhindar, belum memberikan tanggapan resmi meski sudah dikonfirmasi.(rml/red) 

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow