Menjemput Mimpi dari Ujung Desa: Harapan Baru di Sekolah Rakyat Lampung

Aug 15, 2025 - 11:00
Aug 15, 2025 - 11:08
 0
Menjemput Mimpi dari Ujung Desa: Harapan Baru di Sekolah Rakyat Lampung

LAMPUNG SELATAN, Lampunggo.com-Langit Bandar Lampung masih berwarna kelabu saat barisan remaja belia itu melangkah memasuki halaman Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Lampung, Kamis (14/8/2025). 

Wajah-wajah penuh harapan, mereka datang dari penjuru desa dan kota membawa mimpi besar yang selama ini disimpan diam-diam di dalam hati kecil mereka.

Hari itu bukan sekadar hari pertama memasuki asrama Sekolah Rakyat Menengah Atas 32 Lampung Selatan. 

Lebih dari itu hari itu menjadi gerbang baru bagi 75 anak terpilih dari 15 kabupaten/kota untuk menuliskan takdir mereka yang berbeda.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, hadir menyambut mereka bukan sebagai pejabat, melainkan sebagai “ayah” yang ingin memastikan anak-anaknya mendapatkan kesempatan terbaik dalam hidup.

“Semoga cita-citannya tercapai karena masuk Sekolah Rakyat, dapat menjadi kenyataan bagi adik-adik sekalian,” ucapnya lirih, namun penuh penekanan. 

Ia tak sekadar datang dan memberi salam. Gubernur meninjau langsung setiap sudut: ruang belajar yang sederhana tapi bersih, kamar asrama yang menjadi “rumah sementara” bagi mimpi-mimpi besar, hingga kamar mandi dan fasilitas kesehatan. 

Ia memperhatikan, mencatat, menanyakan, memastikan bahwa tidak ada satu pun kekurangan yang akan memudarkan semangat belajar para siswa.

Di sudut pelataran, tampak Effendi pria sederhana dari Jati Agung menggenggam tangan gubernur. 

“Terima kasih pak, Mudah-mudahan cita-cita anak kami bisa tercapai, ucapnya. 

Kalimat itu sederhana, namun menggambarkan harapan ribuan orang tua di Lampung mimpi agar anak-anak mereka bisa mengubah garis nasib yang selama ini begitu keras dan menukik.

Program Sekolah Rakyat hadir sebagai jawaban atas doa-doa itu. Sebuah ruang alternatif pendidikan menengah bermutu gratis yang dirancang untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, agar mereka tak lagi menjadi penonton dalam panggung masa depan.

Tiga rombongan belajar, masing-masing 25 siswa, memulai fase baru hidup berdisiplin, belajar tanpa menyerah, dan tumbuh menjadi pribadi dengan karakter tangguh.

Mereka ditempa agar kelak siap berdiri tegak bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga membawa Lampung menuju masa depan yang lebih berwibawa.

Saat senja merendah di atas asrama sederhana itu, sayup-sayup terdengar suara tawa dan obrolan para siswa. Mereka belum sepenuhnya paham betapa besar kesempatan yang kini berada di genggaman mereka. Namun satu hal pasti hari ini mereka resmi memulai perjalanan menjemput masa depan.

Dan bisa jadi, dari ruang sederhana inilah kelak lahir para pemimpin, insinyur, dokter, dan penggerak perubahan Lampung yang pernah memulai mimpi mereka dari sesuatu bernama Sekolah Rakyat. (**) 

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow