Indonesia Catat Sejarah Inflasi Terendah 1,84%, Pj Gubernur Lampung Hadiri Rakor Pengendalian Inflasi

Oct 8, 2024 - 05:38
 0
Indonesia Catat Sejarah Inflasi Terendah 1,84%, Pj Gubernur Lampung Hadiri Rakor Pengendalian Inflasi
foto : Istimewa

JAKARTA (Lampunggo): Indonesia berhasil mencatatkan sejarah baru dalam pengendalian inflasi, dengan angka year-on-year untuk September 2024 mencapai 1,84%. Pencapaian ini menjadi salah satu inflasi terendah dalam sejarah ekonomi negara, menandakan keberhasilan pemerintah pusat dalam menjaga stabilitas harga di tengah tantangan ekonomi global.

Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, turut menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi 2024 yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, di Jakarta, Senin (7/10/2024). 

Dalam Rakor tersebut, Tito mengungkapkan bahwa inflasi Indonesia mencapai titik terendah sepanjang sejarah modern. "Sejak Indonesia merdeka, ini pertama kalinya inflasi turun di bawah 2%, yaitu 1,84%. Ini merupakan pencapaian luar biasa yang patut kita apresiasi bersama," kata Tito dalam sambutannya.

Selain itu, inflasi month-on-month (m-to-m) untuk bulan September 2024 juga mengalami deflasi sebesar -0,12% dibandingkan dengan Agustus 2024. Ini menunjukkan adanya penurunan harga pada beberapa komoditas utama, yang menjadi bukti nyata keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan harga pangan dan energi.

Dalam paparannya, Tito membandingkan perkembangan inflasi dari waktu ke waktu. "Pada November 2009, inflasi berada di angka 9,09%. Dalam kurun waktu 2009 hingga 2014, rata-rata inflasi mencapai 5,62%. Pada periode 2014-2019, angka ini turun menjadi 4,14%, dan dalam lima tahun terakhir kita berhasil menurunkannya lebih jauh lagi menjadi rata-rata 2,84%. Puncaknya, pada tahun 2024, kita berhasil mencatatkan inflasi sebesar 1,84%," jelas Tito.

Keberhasilan ini diakui oleh Presiden Joko Widodo serta Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang keduanya memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian inflasi terendah ini. Pencapaian ini, menurut Tito, merupakan hasil dari sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga kestabilan harga, terutama pada sektor pangan.

Selain itu, Tito menjelaskan bahwa inflasi nasional terdiri dari dua komponen utama, yakni inflasi inti dan inflasi volatile. Inflasi inti mencakup sektor-sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan rekreasi, sementara inflasi volatile dipengaruhi oleh dinamika pasar komoditas, seperti bahan pangan dan energi, yang harganya lebih fluktuatif.

Di akhir pertemuan, Tito mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk Pemprov Lampung, atas dedikasi dan kerja keras mereka dalam menjaga kestabilan harga dan memastikan kesejahteraan masyarakat.

Rakor Pengendalian Inflasi ini juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah se Indonesia baik online ataupun offline. (RED)

Berikan Reaksi Anda

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow