Begini Strategi Pj Gubernur Sumsel Kendalikan Inflasi Jelang Nataru
PALEMBANG (lampunggo) - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Elen Setiadi, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) High Level Meeting (HLM) dan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sumatera Selatan.
Acara yang berlangsung di Hotel Santika Premiere Palembang ini bertujuan mengantisipasi lonjakan harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Elen Setiadi memaparkan data inflasi Provinsi Sumsel berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Oktober 2024. Tingkat inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,87.
Kabupaten Ogan Komering Ilir tercatat memiliki inflasi tertinggi sebesar 1,44 persen, sedangkan Kota Lubuklinggau mencatatkan inflasi terendah sebesar 0,89 persen.
Elen menjelaskan komoditas utama penyumbang inflasi meliputi tomat, daging ayam ras, bawang merah, dan emas perhiasan. Sebaliknya, cabai merah menjadi penyumbang deflasi terbesar di kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
“Kita harus segera mengambil langkah strategis untuk mengendalikan harga, apalagi hanya sebulan lagi kita akan menghadapi Nataru. Semua elemen harus berkoordinasi secara intensif,” ujarnya.
Elen meminta TPID kabupaten/kota memastikan ketersediaan pasokan pangan, khususnya beras, minyak goreng, dan gula pasir, agar tidak terjadi kelangkaan yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik jelang Pemilukada serentak pada 27 November mendatang.
“Kami juga mendorong optimalisasi Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), pengembangan sentra bawang merah dan cabai, serta kerja sama antar daerah (KAD),” imbuhnya.
Selain itu, pasar murah rutin, pemantauan harga pasar, dan pengelolaan distribusi gabah menjadi prioritas untuk menjaga keterjangkauan harga. Pj Gubernur juga meminta dokumentasi dan laporan kegiatan TPID disampaikan secara terstruktur untuk menunjang penilaian TPID Awards 2025.
Rakor diisi dengan paparan berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, dan Bulog. Materi mencakup strategi pengendalian inflasi, pemanfaatan data statistik untuk kesejahteraan masyarakat, serta kondisi stok dan distribusi komoditas pangan menjelang Nataru.(rml/red)
Berikan Reaksi Anda